Jumat, 03 Desember 2010

Pemuda, Organisasi Dan Dakwah

Pemuda adalah kata yang memiliki arti, makna dan kedudukan yang penting bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara. Betapa tidak, sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan juga melalui salah satu pemikiran dan gerakan para pemuda yang kita kenal dengan “ Hari Sumpah Pemuda “ yang selalu kita peringati sebagai momentum guna mengenang semangat perjuangan, idealisme persatuan dan kesatuan dari putra-putri bangsa Indonesia yang satu dan merdeka. Namun, ironisnya semangat perjuangan itu tidak terwarisi dan tidak dilanjutkan oleh umumnya generasi muda abad ini, mereka seolah lupa dan lalai bahwa sebenarnya masih ada penjajahan yang lebih berbahaya dari penjajahan colonial maupun imperialism yaitu ghoswul fikr atau penjajahan pemikiran yang sasarannya adalah merusak aqidah dan akhlaq umat khususnya generasi muda bangsa Indonesia yang notaben sebagian besar adalah generasi muslim terbesar di dunia, tentu saja ini adalah potensi dan kekuatan yang ditakutkan oleh para penjajah atau musuh – musuh islam yaitu mereka para orientaslis, zionis dan kaum kuffar yang membenci agama Allahu Azza wa Jalla yang haq ini akan berkembang dengan syariat-Nya yang diajarkan oleh baginda Nabi Besar Muhammad Salallahu’alaihi wa salam untuk mengatur berbagai sisi kehidupan manusia yang seharusnya bertauhid dan meninggalkan toghut demi terciptanya keselamatan dan kedamaian, serta rahmat bagi seluruh alam.

Al-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang kesemuanya adalah orang-orang terpilih dari pada kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada diantara mereka yang telah diberi kemampuan untuk berdebat dan berdialog sebelum umurnya genab 18 tahun seperti sahabat Ali bin Abu Thalib r.a, Thalhah, bin Ubaid r.a, Said nin Zaid r.a dan banyak lagi nama sahabat dari kalangan pemuda. Berkata Ibnu Abbas r.a. “Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘Alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda”. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt: “Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim: Qs. Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183).

Dewasa ini, pengaruh globalisasi sangat cepat merubah pola hidup masyarakat dan umat islam pada khusunya, salah satu contoh bidang informasi. Kemajuan tekhnologi mutakhir dibidang informasi mampu menembus berbagai lapisan umat karena kemudahan acses dan harga yang relative terjangkau. Alat telekomunikasi yang berisi informasi maupun hiburan, seperti : handphone, televisi , media elektronik lannya, internet dan lain sebagainya sudah menjadi bagian konsumtif umat zaman ini seolah menjadi kebutuhan primer sehari-hari, disinilah kesempatan kita untuk turun menjadi pemain dalam media komunikasi dan informasi yang semakin berkembang pesat, tentu saja kita manfaatkan dan kita isi dengan dakwah bil hikmah wal mau’idhotil hasanah, sebagai mana firman Allah dalam QS ; An Nahl : 125

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

Janganlah kita sebagai generasi muda hanya sebagai penonton saja, atau pembaca yang cuma bisa menelan mentah-mentah informasi khususnya mengenai isu ideologi, penyesatan pemikiran, islamobia, fitnah terhadap tokoh ulama atau kaum muslimin dan lain sebagainya yang tujuannya menyerang islam secara halus. Kenyataannya demikian, sebagian besar media kita baik televisi maupun cetak, atau internet adalah mengusung pemikiran liberalism dan sekuler dengan dalih klasik hak asasi manusia, demokrasi dan kebebasan. Acara hiburan atau tontonan yang mereka sajikan pada umumnya jauh dari nilai-nilai islam dan edukasi kepada anak-anak, Mereka tidak selektif dan berhati-hati dalam segmentasi pemirsa, tidak dibedakan jenis dan waktu penayangan acara anak-anak maupun dewasa, Media dalam mebuat sebuah berita dan informasi mampu menggiring persepsi umat secara umum, bahkan sampai persuasive dan tendensis dalam mengangkat sebuah berita maupun permasalahan umat, atau juga terhadap tokoh , da’ i sampai kepada persoalan rumah tangga seorang da’ i tersebut, seperti perso’alan polygami ( ta’adud ) yang dibesar-besarkan dan terkadang mendramatisir dengan alasan membela kaum perempuan, sementara hakikatnya membuat kontraversi nilai syariat ta’adud tersebut. Peran media juga mampu mengangkat sebuah isu tindak pidana hukum dan politis yang kemudian mampu menggerakan suara masyarakat menjadi kekuatan penetrasi public sehingga menjadi aspek pertimbangan bagi pemerintah dan institusi negara dalam mengambil sebuah kebijakan atau keputusan, seperti kasus pemimpin kpk, petinggi polri, dll. Terkadang media kita proporsional dan obyektif dalam memberikan informasinya, seperti contohnya isu terorisme yang melebar dan menjastifikasi persepsi sebuah gerakan dakwah yang fundamentalis atau disebut garis keras yang tidak jelas barometer dan buktinya, apalagi terkait dengan tindakan hukum dari polri dan kejaksaan yang menahan tokoh atau ulama yang belum jelas bukti kesalahan atau keterlibatannya dengan gerakan yang disebut teroris tersebut, seolah menjeneralisir berbagai kalangan yang sebenarnya mereka menegakkan sunnah dan siar islam namun menjadi negative di mata masyarakat, inilah salah satu keberhasilan peran media yang diusung oleh pemikiran sekuler dan jauh dari pemahan islam yang benar.

Oleh karenanya perlu bagi kita untuk bersama-sama memikirkan solusi dan langkah-langkah bagi kaum muda dan aktifitas organisasinya dalam mewujudkan visi dam misi dakwahnya menghadapi persaingan ghoswul fikr dan permasalahan umat bangsa ini

Ada beberapa strategi dakwah bagi pemuda dan organisasinya yang dewasa ini bisa dikembangkan melalui sarana :

1. Media informasi elektronik, cetak dan internet

2. Forum komunikasi dan assosiasi kalangan muda di berbagai bidang olah raga, hoby, dan seni budaya

Segmentasi dakwah yang cukup potensial yaitu dikalangan profesi ( lingkungan kerja ) baik perkantoran, pabrik, instusi pemerintahan maupun usaha swasta pada umumnya, sebab dilingkungan merekalah yang lebih urgenly karena relative persoalan keterbatasan waktu luang untuk menuntut ilmu atau mengikuti kajian agama, sementara pemikiran kalangan pekerja ( profesi ) relative lebih terbuka dan kritis sehingga akan lebih cepat dan efektif penyerapan ilmu dakwah yang disampaikan, hal ini bukan berarti mengesampingkan masyarakat di lingkungan perkampungan biasa sebab pada dasarnya mereka juga hidup tinggal di sana, hanya persoalan tempat , waktu dan segmentasi kalangan masyarakat saja.

1. Dakwah melalu Media

a. Melalui media informasi baik elektronik, cetak atau internet sangat efektif menjangkau lapisan luas baik kalangan muda khususnya maupun masyarakat luas pada umumnya. Media radio, sekarang ini cukup diminati berbagai lembaga perkumpulan dakwah yang cukup berhasil seperti misalnya, siaran dakwah radio rodja. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, dia sudah menjangkau sebagian besar masyarakat Jakarta dan sekitarnya

b. Buletin kertas cetak yang di edarkan tiap sholat jum’at misalnya, akan lebih efektif lagi jika diperluas dan di edarkan ke lingkungan perkantoran dalam berbagai kesempatan ataupun even seperti sholat berjamaah, waktu istirahat dan lain sebagainya

c. Dunia internet yang kini sudah menjadi bagian dari konsumsi diberbagai kalangan khusunya kalangan kaum muda, jejaring social yang begitu dahsyat menyebarluas dan menjadi tren gaya hidup seperti facebook, twitter, bloger, website dan lain sebagainnya. Inilah kesempatan dan sarana yang efektif bagi kita para du’at khusunya kalangan muda harus belajar mengembangkan ilmu agama sekaligus pengusaan informasi tekhnologi secara komperhensif sehingga kita mampu menjadi pemain atau penulis bukan sekedar membaca yang tidak mampu mengcaunter isu dari pihak - pihak yang membenci islam, kita harus mampu meluruskan pemikiran atau informasi yang salah dengan klarifikasi dan penjelasan yang benar dari sudut perspektif / tinjauan islam, Semua ini perlu persiapan dan kematangan ilmu agama yang baik dan juga kemampuan jurnalis yang baik pula. Namun demikian, ini bukan lah sesuatu yang sulit bagi kita apabila kita sebagai generasi muda memiliki visi dan misi yang kuat untuk agama ini dan juga komitmen bersama untuk belajar mengembangkan kemampuan individualnya di berbagai bidang media komunikasi tersebut. Mari kita pemuda berniat, semangat dan ikhlas dalam menuntut ilmu, sebagai mana nasehat ulama syeikh Albani rahimahullah : “ Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata hanyan ikhlas kpd Allah Jalla Jalaluhu, dengan tidak menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yg Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama. Dalam firman Nya yang artinya : … Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …?” [Al-Mujaadilah : 11]

2. Dakwah melalui Forum dan Assosiasi pemuda baik lingkungan pendidikan maupun lingkungan umum

a. Berpartisipasi aktif dalam lembaga dakwah kampus merupakan komitmen yang harus dimiliki semua mahasiswa, oleh karenanya perlu peningkatan citra dan sosialisasi agar lembaga dakwah semacam ini bisa lebih berkembang optimal

b. Di lingkungan masyarakat, kembali menghidupkan masjid sebagai centra perkumpulan, edukasi serta pengembangan kreatifitas, bila perlu pemberdayaan pelatihan usaha dan leadershippun dilakukan di sana sehingga masjid betul-betul menjadi bagian yang penting bagi para pemuda jadi bukan sekedar sebagai fungsi tempat ibadah sholat saja

c. Turut ambil bagian di tengah - tengah perkumpulan kaum muda dalam berbagai bidang seperti hoby, olah raga dan forum komunikasi kalangan muda. Misal ; perkumpulan bikers, bloger, pendaki gunung, forum solidaritas bencana alam, sport club, dan banyak lagi. Kita harus ambil bagian salah satunya dalam memfasilitasi sarana dan prasarana dakwah seperti mengadakan kajian, tahsin dan seterusnya.

Paparan di atas hanya seklumit dari banyak cara dan metode dakwah sebuah organisasi kepemudaan yang tentu luas dan masih banyak lagi jika kita mau gali lebih dalam, namun banyaknya ide, luasnya pemikiran tidak membawa manfaat sama sekali jika hal yang terkecil saja tidak pernah dilakukan dan diamalkan, oleh karena itu akhi fillah sekalian, mari kita satukan niat, visi dan misi untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita, perjuangan yang lebih hakiki dan lebih agung dari perjuangan para pahlawan yakni perjuangan risalah para nabi, risalah syariat yang diajarkan Nabi kita yang mulia Muhammad Salallahu’alaihi wasalam. Rasulullah bersabda: “Perkara ini (yakni Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran. “(HR ibnuHibban no. 1631-1632). Mari kita emban amanah yang lebih besar lagi dari sekedar amanah rakyat tapi amanah yang datang langsung dari sang Khalik Allahu Azza wa Jalla, ialah amanah dakwah menegakkan kalimatullah tegak di muka bumi ini, demi terwujudnya negeri Indonesia yang baldatun, toyyibun, warafun ghofur. Amiin ya Rabbal’alamiin.

Sabtu, 20 Maret 2010

Mulai dari mana aku mengamalkannya?

Semua orang termasuk diriku sendiri tentu pernah bertanya dalam hati, mulai dari mana aku mengamalkan ilmu agama dan pemahamanku yang bodoh ini? sementara pikiran dan hati terkadang tidak seirama berkata. Pikiranku selalu ingin mengatakan " ayo amalkan ilmu yang engkau dapatkan lalu sampaikan dengan segera kepada saudara atau orang lain " akan tetapi saat itu juga hatiku berkata " tenang dulu, sabar jangan engkau terburu-buru menyampaikan ilmu yg engkau ketahui namun belum tentu engkau mampu mengamalakannya sendiri ". Entahlah apakah ini bisa menjadikan aku sabar dalam menuntut ilmu atau bahkan malas dan menjauhinya? Memang benar, bahwa ini adalah salah satu cara musuhku menjadikan aku ragu dan was-was bahkan futur dalam beramal ibadah. Ya Allah, berikanlah aku keikhlasan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, jauhkan dari segala tipu dan hasut syaiton..
Ya, ternyata ikhlas itu memang utama dan pertama yang harus aku lakukan agar pikiran dan hatiku bisa seiring sejalan, karena masih luas dan panjang bahtera ilmu Allah dan Rasul Nya yang harus aku tempuh selama perjalanan hidupku menuju kebahagiaan yang sesungguhnya...

Jumat, 06 November 2009

Suara hati seorang awam

Ya Rabb yang Maha Mengetahui, tunjukanlah sebuah kebenaran di dunia ini yang penuh fitnah dan ujian, Ya Rabb yang membolak-balikan hati tetapkanlah hati ini di atas agama ini yang benar. Dengarkan suara hamba yang sedang berkeluh kesal...
Sungguh aku ingin hidup seperti zaman yang penuh dengan kebenaran hakiki, zaman dengan keadilan sejati, zaman yang jelas antara benar dan salah tidak ada keraguan denganya. Zaman yang menjadikan orang bodoh menjadi pandai, dan orang pandai jadi benar dan tidak ada keraguan denganya. Zaman yang memiliki kepemimpinan masyarakat, bangsa dan negara yang amanah, sidiq dan fatonah. Itulah zaman kejayaan risalah kenabian Muhammad SAW.
Ya Rabb, mungkinkah kejayaan itu akan terulang kembali pada zaman ini atau nanti ?
Sementara tidak adanya kepemimpinan umat yang mengikuti risalah Muhammad, apakah manusia sekarang merasa lebaih hebat dan hendak menandingi Al-Qur'an dan Sunnah yang telah Engkau sempurnakan ?
Apa maksud mereka mengingkarinya dengan alasan hak asasi, keterbukaan, pluralisme,demokrasi dan entah apapun namanya bukankah semua itu sudah Engkau jelaskan ?
Ya Rabb, kemanakah akal, hati dan jiwa manusia sekarang ini yang selalu ingkar kepada Mu ?
Semudah itukah tipu daya syetan menyesatkan mereka ?

Senin, 05 Oktober 2009

Assalamu'alaikum

Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak bisa kita menghitungya, maka wajiblah kita untuk mensyukuri segala nikmat tersebut dengan bertaqwa, istiqomah dalam berpegang kepada AlQur'an dan Sunnah agar kita selamat di dalam hidup d dunia dan akhirat. Serta salawat dan salam senantiasa kita haturkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat serta orang-orang yang soleh yang setia mengikuti sunnah beliau hingga akhir zaman.